Cinta
Jingga Warna-Warni
Mata
Jingga masih terpaku pada kotak kecil serta selembar surat berbalut amplop pink
yang terletak di meja belajarnya. Ia sudah membacanya berkali- kali, berharap
ada goresan kata yang salah. Tapi surat itu benar- benar nyata, tak ada yang
salah dari surat itu. Karena bingung mau melakukan apa, ia akhirnya termenung,
menerawang jauh, mengingat-ingat segenap perjuangan yang pernah ia lakukan
hingga akhirnya mendapat sebuah paket kotak kecil yang lucu disertai surat yang
membuatnya bingung, galau, dan merasa serba salah.
Awal
Perjuangan- Kantin Sekolah
Semua siswa di kantin tampak sibuk,
tak terkecuali dua manusia di pojok kantin, Jingga dan Melly. Jingga sejak tadi
sangat sibuk dengan handphonenya, ia
sedang asyik membaca sebuah artikel online,
sedangkan Melly sedang berkonsentrasi menikmati mie ayam kesukaannya.
“Mel,
liat deh, aku baca artikel menarik nih”, Jingga menunjukkan artikel online yang ia baca pada Melly.
“Tiga
Cara Jitu Dekati Cowok Cuek, oh…jadi dari tadi lo sibuk baca itu, pasti cowok
cuekknya Alfa kan, si es batu?”
“Tau
aja lo, jadi, ada tiga cara nih buat deketin Alfa, dengerin gue ya. Petama,
‘dekati si doi pelan-pelan.”
“Itu
sih gampang, tinggal minjem catatan kek, minta ajarin lah, atau apalah”, Melly
sok ngajarin,
“Ok,
yang kedua, ‘cari tahu kesukaannya’, kayanya susah nih, Mel”.
“Berarti
kita harus mata-matain dia, biar tahu kesukaan dia. Gimana pendapat lo?”
“Setuju.
Ketiga, ‘dekati teman dekat doi’, kalo ini sih gampang, gimana menurut lo,
mel?”, Jingga tampak semangat melebihi semangat 45.
“Itu
gampang sih, tinggal deketin Gerry, dia kan baik, ramah, keren lagi.”
Misi Pertama ‘ Dekati Doi Pelan-Pelan ‘
Jam tangan biru yang melekat di
tangan Jingga masih menunjukkan pikul 06.45. Suasana sekolah juga masih tampak
sepi, motor di parkiran juga masih dapat dihitung dengan jari. Motor Jingga sudah
sedari dati mengambil bagian di parkiran, di atasnya Jingga duduk sambil mengawasi
keadaan di sekelilingnya. Tak lama kemudiaan orang yang ditunngu akhirnya
muncul, layaknya pepatah ‘pucuk dicinta ulam pun tiba’. Jingga sudah dapat
melihat dari kejauhan motor Alfa menuju ke parkiran. Alfa kelihatan tampan
dengan gayanya yang cool. Ia juga membonceng sahabatnya Gerry yang tak kalah
tampan.
Setelah
memarkirkan motornya, Alfa dan Gerry bergegas masuk ke kelas, Jingga masih
terpana melihat kedatangan dua cowok tampan itu, khususnya Alfa, yang selalu
membuat Jingga klepek-klepek. Gerry melirik kearah Jingga, ia merasa aneh
melihat taman sekelasnya itu merenung di parkiran.
“Jingga,
ngapain melamun di parkiran, masuk yuk”, Gerry tersenyum hangat pada Jingga.
“Eh..ehm,
gue pengen minjem catatan fisikanya Alfa, buat persiapan Ujian Nasional”,
Jingga jadi salah tingkah, mukanya merah padam, jantungnya dag dig dug tak karuan,
tak tau harus berbuat apa.
Mendengar
namanya disebut, Alfa menoleh kearah Jingga dengan muka datar dan tak berkata
apa-apa.
“Kalo
enggak keberata sih, Fa”, Jingga jadi serem ngeliat responnya Alfa.
“Nanti
gue kasih di kelas”, Alfa membalikkan badannya dan melangkah ke kelas.
Jingga
tercengang mendengar respon Alfan ia tak menduga Alfa bakal menjemin
catatannya. Hati Jingga melompat-lompat kegirangan.
“Masuk
yuk, ntar lagi bell ho”, ternyata Gerry masih menunggui Jingga yang kegirangan.
Mereka
berdua berjalan di belakang Alfa.
“Fa..
Alfa”, Jingga dengan ragu memanggil alfa, untuk melanjutkan usahanya mendekati
si doi pelan-pelan.
“Apa?”,
Alfa menoleh ke belakang.
“Kalo
gak keberatan juga sih, mau gak lo ngajarin gue, lo sama Gerry sih, kalian kan
pinter. Kalo Gerry katanya mau belajar bareng”, Jingga menata Alfa dengan
tatapan memelas.
“Ia
Fa, kan seru kalo belajar barengnya rame apalagi sama Jingga dia kan asyik
anaknya”, Gerry ikut meyakinkan Alfa.
Melihat
wajah memelas Jingga, Alfa jadi tak tega menolaknya, padahal itu kan cuma salah
satu modal Jingga buat PDKT hehhehe…
“Gak
masalah kok, lo ikut belajar bareng kita”, Alfa senyum sekilas sebelum akhirnya
masuk ke kelas.
Hati
Jingga makin senang lagi. Misi pertama SUKSES. Sejak saat itu mereka jadi
sering kumpul bareng, temanya sih belajar bareng tapi itu pun sudah membuat
hati Jingga bahagia. Alfa si es batu perlahan mulai mencair, tak sekeras dan
sedingin dulu lagi, ternyata ia juga baik kadang malah usil suka gangguin
Jingga buat lucu-lucuan.
Kedua
‘Cari Tahu Kesukaanya’
Jingga
dan Melly sudah bersiap untuk memata-matai Alfa dengan persenjataan lengkap
berupa satu unit motor dan uang saku secukupnya.
“Jadi
kita mau kemana nih?” Melly penasaran dengan rencana Jingga.
“Ke
sekolah ngeliat kegiatan ekskull, pokoknya lo tenang aja di boncengan”, Jingga
memakai helmnya dan membawa motornya dengan hati-hati.
Setelah sampai di sekolah, kedua
mata-mata tersebut langsung naik ke lantai dua untuk mengamati tersangka. Mata
Jingga langsung fokus ke lapangan basket, terpesona melihat Alfa yang keren banget
di balik seragam basketnya, apalagi dia lagi memamerkan skillnya yang oke banget,
lengkap dah.
“Ga,
terus kita mau mata-matain apa, kalo Alfa anak basket, satu kabupaten juga
tau”, Melly mulai bingung dengan rencana temannya yang kurang jelas.
“Sebenarnya
gue bingung cara nyari tau kesukaan dia, jadi gue ajak lo buat ngeliatin dia
main basket aja deh”:, Jingga menjawab pertanyaan temannya itu dengan polos.
“Dasar
Jingga, gini deh, menurut gua misi dua ini pending dulu, gimana kalo lo cari tau
tentang Alfa dari Gerry?”
“Kok
gitu? Jadi kita masuk misi ketiga dulu?”
“Ia,
Ga. Lagian kayanya Gerry pasti bantu lo kok, dia kan orangnya care”, Melly
memberi usul.
“Gue
setuju, lo emang pakar cinta Mel.” Jingga tersenyum bangga sambil mencubit
kedua pipi temannya itu.
Misi kedua masih dipending.
Ketiga
‘Dekati Teman Baik Doi’
Gerry
duduk sendiri di bawah sebuah pohon rindang di kelat kelas XII IPA 1 sambil
mendengar musik plus baca komik. Jingga duduk di sampingnya, menepuk pelan
bahunya dengan lembut. Gerry menoleh sambil tersenyum hangat. Senyum Alfa dan
Gerry memang sama-sama menenangkan jiwa.
Jingga mulai mendekati Gerry,
nanya-nanya soal Alfa. Tidak hanya hari
itu, hampir setiap hari mereka duduk di bawah pohon rindang itu sambil cerita
banyak hal tentang Alfa atau kadang cerita hal lain tentang kehidupan Gerry
maupun Jingga. Jingga jadi tau kalo Alfa suka makan dim-sum, suka warna biru
langit, selain basket dia juga suka melukis, kalo lagi galau suka ngopi, dan
masih banyak lagi. Misi kedua SUKSES.
***
Karena
Jingga tahu banyak tentang alfa, mereka jadi makin kompak, jadi sering jalan
bareng, makan bareng, dan kadang nonton bareng. Tapi makin mereka kompak,
Jingga makin bingung dengan perasaannya. Semakin hari kedekatannya dengan Alfa
terasa biasa saja, bahkan ia lebih nyaman dekat Gerry, cowok itu lebih care,
perhatian, dan lucu. Menurut Melly cinta Jingga sudah pindah ke Gerry.
HP
Jingga bergetar, membuyarka lamunan Jingga, dilihatnya ada pesan dari Gerry.
Gerry:
Jingga
datang ke bawah pohon rindang ya, please.
Jantung Jingga berdegub kencang,
darahnya mengalir lebih cepat dari biasanya, telapak tangannya juga
berkeringat. Ia jadi bingung kenapa tiba-tiba aneh setelah membaca pesan Gerry.
Sambil jalan ia meboba tenang.
“Hai
Ger, kok tiba-tiba manggil gue?” Jingga tersenyum menutupi rasa deg-degannya.
Gerry
tidak menjawab, ia langsung berlutut sambil memberi sekuntum mawar merah pada
Jingga, lalu ia meraih tangan tangan kanan Jingga sambil tersenyum dan menatap
mata Jingga dalam-dalam.
“Jingga
gue udah lama suka sama lo, maafin gue kalo ini buat lo terkejut, lo mau gak
jadi pacar gue?”
Jingga
tak tahu harus bilang apa, jantungnya makin berdegup kencang.
“Kok
lo diam? Lo marah ya? Gue tau kok lu sukanya sama sahabat gue kan, Alfa. Kalo
lo emang suka sama dia gak papa kok…
“Gue
mau jadi pacar lo, gue emang pernah suka sama Alfa, tapi itu sebelum gue cinta
sama lo”, belum selesai Gerry menjelaskan pidatonya, Jingga sudah memotong
perkataanya.
“Lo
serius , Ga?” Gerry masih tak percaya.
“Ia,
Ger.” Jingga tersenyum tulus pada Gerry.
“Cie
cie yang udah jadian traktir donk….”, anak-anak satu kelas mereka yang melihat
adegan romantis itu mulai meneriaki
mereka.
Mulai
hari itu, mereka jadi salah satu couple terbaik di sekolah. Namun ada sesuatu
yang berubah kembali seperti semula, Alfa, cowok beku yang mulai cair beku
kembali. Jingga merasa aneh melihat kelakuan alfa. Semenjak UN tak ada kabar
dari Alfa, sampai akhirnya paket kiriman alfa sampai di rumah Jingga.
***
Jingga
membaca surat itu sekali lagi,
Jingga, maafin gue ya, kalo gue udah dingin,
udah cuek sama lo. Apalagi semenjak lo jadian sama Gerry, rasanya hati gue
hancur banget, karena gue sayang banget sama lo. Gue emang suka sama lo,lo itu
lucu, imut, baik, care, tapi emang bukan
takdir kita bersama, lo harus jaga sahabat gue Gerry ya…
Kalo
lo udah lama gak liat gue, emang gue udah gak di Indonesia lagi, gue lanjut
kuliah ke Singapore. Oh ia, thanks ya Jingga udah hadir dan ngasih tau gue
rasanya jatuh cinta. Rasanya itu warna warni, gak Cuma warna jingga tapi banyak
warna. Once again thank you. Alfa
Jingga
tak kuasa menahan air matanya membaca surat itu, ia mencari HPnya dan mengetik
pesan singkat ke Alfa.
“Maafin
gue, Fa. Semoga lo selalu bahagia, thanks buat semua.”
Setelah mengirim pesan itu, Jingga
membuka kotak mungil dari Alfa, ternyata isinya sebuah gelang yang indah
dihiasi batu alam warna-warni. Jingga menggenggam erat gelang itu. Alfa akan
selalu jadi sahabat terbaiknya dan Gerry akan jadi pacar terbaiknya.
Kerenn...
ReplyDeleteBahasanya pun kek udah anak sastra ternyata anak fisika
Tapi kata katanya ada yg salah ketik,,,
hahaha...
ReplyDeleteia itu naskah aslinya, makanya banyak yang salah ketik :)
Nice, makin cemunguth yaaa
ReplyDeleteIa, Kak....
ReplyDeletemakasih sudah berkunjung :)
Bagus kak bikin terharu
ReplyDeleteBikin cerpen lagi dong
haha...
ReplyDeletemakasih sudah membaca, oke nanti bakal buat cerpen lagi
Mulai skrng bakalan rajin baca cerpen. Ditunggu next nya ya oland....
ReplyDelete