cinta jingga warna warni majalah KawanKu

cinta jingga warna warni majalah KawanKu

Thursday, 20 October 2016

Cerpen Majalah Kawanku: Cinta Jingga Warna-Warni




Cinta Jingga Warna-Warni
Mata Jingga masih terpaku pada kotak kecil serta selembar surat berbalut amplop pink yang terletak di meja belajarnya. Ia sudah membacanya berkali- kali, berharap ada goresan kata yang salah. Tapi surat itu benar- benar nyata, tak ada yang salah dari surat itu. Karena bingung mau melakukan apa, ia akhirnya termenung, menerawang jauh, mengingat-ingat segenap perjuangan yang pernah ia lakukan hingga akhirnya mendapat sebuah paket kotak kecil yang lucu disertai surat yang membuatnya bingung, galau, dan merasa serba salah.
Awal Perjuangan- Kantin Sekolah
            Semua siswa di kantin tampak sibuk, tak terkecuali dua manusia di pojok kantin, Jingga dan Melly. Jingga sejak tadi sangat sibuk dengan handphonenya, ia sedang asyik membaca sebuah artikel online, sedangkan Melly sedang berkonsentrasi menikmati mie ayam kesukaannya.
“Mel, liat deh, aku baca artikel menarik nih”, Jingga menunjukkan artikel online yang ia baca pada Melly.
“Tiga Cara Jitu Dekati Cowok Cuek, oh…jadi dari tadi lo sibuk baca itu, pasti cowok cuekknya Alfa kan, si es batu?”
“Tau aja lo, jadi, ada tiga cara nih buat deketin Alfa, dengerin gue ya. Petama, ‘dekati si doi pelan-pelan.”
“Itu sih gampang, tinggal minjem catatan kek, minta ajarin lah, atau apalah”, Melly sok ngajarin,
“Ok, yang kedua, ‘cari tahu kesukaannya’, kayanya susah nih, Mel”.
“Berarti kita harus mata-matain dia, biar tahu kesukaan dia. Gimana pendapat lo?”
“Setuju. Ketiga, ‘dekati teman dekat doi’, kalo ini sih gampang, gimana menurut lo, mel?”, Jingga tampak semangat melebihi semangat 45.
“Itu gampang sih, tinggal deketin Gerry, dia kan baik, ramah, keren lagi.”


 Misi Pertama ‘ Dekati Doi Pelan-Pelan ‘
            Jam tangan biru yang melekat di tangan Jingga masih menunjukkan pikul 06.45. Suasana sekolah juga masih tampak sepi, motor di parkiran juga masih dapat dihitung dengan jari. Motor Jingga sudah sedari dati mengambil bagian di parkiran, di atasnya Jingga duduk sambil mengawasi keadaan di sekelilingnya. Tak lama kemudiaan orang yang ditunngu akhirnya muncul, layaknya pepatah ‘pucuk dicinta ulam pun tiba’. Jingga sudah dapat melihat dari kejauhan motor Alfa menuju ke parkiran. Alfa kelihatan tampan dengan gayanya yang cool. Ia juga membonceng sahabatnya Gerry yang tak kalah tampan.
Setelah memarkirkan motornya, Alfa dan Gerry bergegas masuk ke kelas, Jingga masih terpana melihat kedatangan dua cowok tampan itu, khususnya Alfa, yang selalu membuat Jingga klepek-klepek. Gerry melirik kearah Jingga, ia merasa aneh melihat taman sekelasnya itu merenung di parkiran.
“Jingga, ngapain melamun di parkiran, masuk yuk”, Gerry tersenyum hangat pada Jingga.
“Eh..ehm, gue pengen minjem catatan fisikanya Alfa, buat persiapan Ujian Nasional”, Jingga jadi salah tingkah, mukanya merah padam, jantungnya dag dig dug tak karuan, tak tau harus berbuat apa.
Mendengar namanya disebut, Alfa menoleh kearah Jingga dengan muka datar dan tak berkata apa-apa.
“Kalo enggak keberata sih, Fa”, Jingga jadi serem ngeliat responnya Alfa.
“Nanti gue kasih di kelas”, Alfa membalikkan badannya dan melangkah ke kelas.
Jingga tercengang mendengar respon Alfan ia tak menduga Alfa bakal menjemin catatannya. Hati Jingga melompat-lompat kegirangan.
“Masuk yuk, ntar lagi bell ho”, ternyata Gerry masih menunggui Jingga yang kegirangan.
Mereka berdua berjalan di belakang Alfa.
“Fa.. Alfa”, Jingga dengan ragu memanggil alfa, untuk melanjutkan usahanya mendekati si doi pelan-pelan.
“Apa?”, Alfa menoleh ke belakang.
“Kalo gak keberatan juga sih, mau gak lo ngajarin gue, lo sama Gerry sih, kalian kan pinter. Kalo Gerry katanya mau belajar bareng”, Jingga menata Alfa dengan tatapan memelas.
“Ia Fa, kan seru kalo belajar barengnya rame apalagi sama Jingga dia kan asyik anaknya”, Gerry ikut meyakinkan Alfa.
Melihat wajah memelas Jingga, Alfa jadi tak tega menolaknya, padahal itu kan cuma salah satu modal Jingga buat PDKT hehhehe…
“Gak masalah kok, lo ikut belajar bareng kita”, Alfa senyum sekilas sebelum akhirnya masuk ke kelas.
Hati Jingga makin senang lagi. Misi pertama SUKSES. Sejak saat itu mereka jadi sering kumpul bareng, temanya sih belajar bareng tapi itu pun sudah membuat hati Jingga bahagia. Alfa si es batu perlahan mulai mencair, tak sekeras dan sedingin dulu lagi, ternyata ia juga baik kadang malah usil suka gangguin Jingga buat lucu-lucuan.
Kedua ‘Cari Tahu Kesukaanya’
Jingga dan Melly sudah bersiap untuk memata-matai Alfa dengan persenjataan lengkap berupa satu unit motor dan uang saku secukupnya.
“Jadi kita mau kemana nih?” Melly penasaran dengan rencana Jingga.
“Ke sekolah ngeliat kegiatan ekskull, pokoknya lo tenang aja di boncengan”, Jingga memakai helmnya dan membawa motornya dengan hati-hati.
            Setelah sampai di sekolah, kedua mata-mata tersebut langsung naik ke lantai dua untuk mengamati tersangka. Mata Jingga langsung fokus ke lapangan basket, terpesona melihat Alfa yang keren banget di balik seragam basketnya, apalagi dia lagi memamerkan skillnya yang oke banget, lengkap dah. 
“Ga, terus kita mau mata-matain apa, kalo Alfa anak basket, satu kabupaten juga tau”, Melly mulai bingung dengan rencana temannya yang kurang jelas.
“Sebenarnya gue bingung cara nyari tau kesukaan dia, jadi gue ajak lo buat ngeliatin dia main basket aja deh”:, Jingga menjawab pertanyaan temannya itu dengan polos.
“Dasar Jingga, gini deh, menurut gua misi dua ini pending dulu, gimana kalo lo cari tau tentang Alfa dari Gerry?”
“Kok gitu? Jadi kita masuk misi ketiga dulu?”
“Ia, Ga. Lagian kayanya Gerry pasti bantu lo kok, dia kan orangnya care”, Melly memberi usul.
“Gue setuju, lo emang pakar cinta Mel.” Jingga tersenyum bangga sambil mencubit kedua pipi temannya itu.
            Misi kedua  masih dipending.
Ketiga ‘Dekati Teman Baik Doi’
Gerry duduk sendiri di bawah sebuah pohon rindang di kelat kelas XII IPA 1 sambil mendengar musik plus baca komik. Jingga duduk di sampingnya, menepuk pelan bahunya dengan lembut. Gerry menoleh sambil tersenyum hangat. Senyum Alfa dan Gerry memang sama-sama menenangkan jiwa.
            Jingga mulai mendekati Gerry, nanya-nanya  soal Alfa. Tidak hanya hari itu, hampir setiap hari mereka duduk di bawah pohon rindang itu sambil cerita banyak hal tentang Alfa atau kadang cerita hal lain tentang kehidupan Gerry maupun Jingga. Jingga jadi tau kalo Alfa suka makan dim-sum, suka warna biru langit, selain basket dia juga suka melukis, kalo lagi galau suka ngopi, dan masih banyak lagi. Misi kedua SUKSES.
                                                  ***
Karena Jingga tahu banyak tentang alfa, mereka jadi makin kompak, jadi sering jalan bareng, makan bareng, dan kadang nonton bareng. Tapi makin mereka kompak, Jingga makin bingung dengan perasaannya. Semakin hari kedekatannya dengan Alfa terasa biasa saja, bahkan ia lebih nyaman dekat Gerry, cowok itu lebih care, perhatian, dan lucu. Menurut Melly cinta Jingga sudah pindah ke Gerry.
HP Jingga bergetar, membuyarka lamunan Jingga, dilihatnya ada pesan dari Gerry.
Gerry: Jingga datang ke bawah pohon rindang ya, please.
            Jantung Jingga berdegub kencang, darahnya mengalir lebih cepat dari biasanya, telapak tangannya juga berkeringat. Ia jadi bingung kenapa tiba-tiba aneh setelah membaca pesan Gerry. Sambil jalan ia meboba tenang.
“Hai Ger, kok tiba-tiba manggil gue?” Jingga tersenyum menutupi rasa deg-degannya.
Gerry tidak menjawab, ia langsung berlutut sambil memberi sekuntum mawar merah pada Jingga, lalu ia meraih tangan tangan kanan Jingga sambil tersenyum dan menatap mata Jingga dalam-dalam.
“Jingga gue udah lama suka sama lo, maafin gue kalo ini buat lo terkejut, lo mau gak jadi pacar gue?”
Jingga tak tahu harus bilang apa, jantungnya makin berdegup kencang.
“Kok lo diam? Lo marah ya? Gue tau kok lu sukanya sama sahabat gue kan, Alfa. Kalo lo emang suka sama dia gak papa kok…
“Gue mau jadi pacar lo, gue emang pernah suka sama Alfa, tapi itu sebelum gue cinta sama lo”, belum selesai Gerry menjelaskan pidatonya, Jingga sudah memotong perkataanya.
“Lo serius , Ga?” Gerry  masih tak percaya.
“Ia, Ger.” Jingga tersenyum tulus pada Gerry.
“Cie cie yang udah jadian traktir donk….”, anak-anak satu kelas mereka yang melihat adegan romantis  itu mulai meneriaki mereka.
Mulai hari itu, mereka jadi salah satu couple terbaik di sekolah. Namun ada sesuatu yang berubah kembali seperti semula, Alfa, cowok beku yang mulai cair beku kembali. Jingga merasa aneh melihat kelakuan alfa. Semenjak UN tak ada kabar dari Alfa, sampai akhirnya paket kiriman alfa sampai di rumah Jingga.







***
Jingga membaca surat itu sekali lagi,
Jingga, maafin gue ya, kalo gue udah dingin, udah cuek sama lo. Apalagi semenjak lo jadian sama Gerry, rasanya hati gue hancur banget, karena gue sayang banget sama lo. Gue emang suka sama lo,lo itu lucu, imut, baik, care,  tapi emang bukan takdir kita bersama, lo harus jaga sahabat gue Gerry ya…
            Kalo lo udah lama gak liat gue, emang gue udah gak di Indonesia lagi, gue lanjut kuliah ke Singapore. Oh ia, thanks ya Jingga udah hadir dan ngasih tau gue rasanya jatuh cinta. Rasanya itu warna warni, gak Cuma warna jingga tapi banyak warna. Once again thank you. Alfa
Jingga tak kuasa menahan air matanya membaca surat itu, ia mencari HPnya dan mengetik pesan singkat ke Alfa.
Maafin gue, Fa. Semoga lo selalu bahagia, thanks buat semua.”
Setelah mengirim pesan itu, Jingga membuka kotak mungil dari Alfa, ternyata isinya sebuah gelang yang indah dihiasi batu alam warna-warni. Jingga menggenggam erat gelang itu. Alfa akan selalu jadi sahabat terbaiknya dan Gerry akan jadi pacar terbaiknya.